Follow Us @soratemplates

September 01, 2016

Tiga Puluh


Kepada NAM.

Aku melihatmu. Dari mimpi yang fana.
Kau berdiri disana.
Menatapku dengan luka.


Luka yang kau gores sendiri karena pilihan mu,
mengorbankan ku.


Ku raih, namun tetap tak kembali. 
Kau berhenti, aku berbalik bersembunyi. Dibalik tembok tinggi. 
Tembok yang kuruntuhkan sendiri.


Kau jauh.
Semakin jauh. 
Sampai ku lelah berlari. 
Lalu menyerah dan menepi.


Sampai kapan akan begini?
Aku tak pernah berhenti menanti. 

     Bekasi, 7 Maret 2015

1 comment: